Jumat, 25 Oktober 2013

Laparoscopy, Amnioscopy, Dan Biopsi Jaringan

Laparaskopi
Laparoskopi adalah suatu tindakan bedah minimal yang umumnya ditujukan untuk mengurangi resiko yang didapatkan pada operasi besar. Proses penyembuhan dengan laparoskopi jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi besar.
Pada kasus kasus kandungan laparoskopi dilakukan dengan menggunakan teropong yang dimasukkan kedalam luka sayatan kecil berukuran 0.5-1 cm di pusar dan bagian bawah perut. Melalui akses ini dokter dapat memasukkan instrumen bedah yang ukurannya kecil tetapi dapat melakukan hal yang sama bila tindakan ini dilakukan melalui bedah konvensional
Berbagai macam kondisi dapat dilakukan dengan cara pembedahan modern ini. Seperti kista kandung telur, mioma uteri, pengangkatan rahim (histerektomi), pengangkatan usus buntu dan kandung empedu. Keuntungan melakukan pembedahan dengan laparascopi jika dibandingkan dengan pembedahan konvensional adalah:
*       Memperkecil Luka Operasi
*       Besarnya sayatan sedalam 5-10 mm
*       Mempersingkat lama perawatan di rumah sakit
*       Mengurangi rasa nyeri pasca operasi
*       Mengurangi perlengketan pasca operasi
*       Mengurasi resiko pendarahan
*       Mempercepat mobilitas pasien
Kemajuan teknologi telah membawa perkembangan berarti di dunia bedah. Laparaskopi diperkenalkan di awal tahun 1990an dengan metode sayatan kecil sepanjang 2-3 cm menolong pasien tidak perlu berlama-lama di rumah sakit dan menghabiskan banyak biaya.
Laparaskopi adalah tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar karena menggunakan alat bantu kamera kecil yang dapat dimasukkan dalam rongga abdomen. Metode ini dikatakan makin berkembang dengan didukung oleh peralatan canggih yang disebut Endo Alfa.
Alat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan yang ketiga di Asia, selain Jepang dan Hongkong. Endo Alfa dilengkapi dengan teknologi Narrow Brand Image (NBI) yang menangkap keganjilan-keganjilan pada rongga yang diperiksa dalam warna yang lebih spesifik. Dengan gambar yang lebih jelas, dokter dapat dengan tepat dan cepat mendeteksi keganasan kanker sejak dini.
Laparaskopik dimulai dengan tindakan pre-operasi seperti biasanya. Bedanya, kalau dulu pada saat bedah tangan dokter harus masuk untuk memeriksa benjolan atau indikasi kanker lain, sekarang hal itu tidak perlu dilakukan lagi di awal. Dokter bedah cukup melakukan metode yang tergolong bedah invasi minimal ini dengan empat lubang yang paling besar hanya berukuran 0.5-2cm dan kemudian memasukkan kamera untuk menemukan kanker.
“Sekarang laparaskopik tidak hanya untuk perut saja. Bisa untuk ortopedi, keilmuan bedah syaraf, keilmuan ginekolog, bedah torax, jantung, tumor paru, empedu,” ujar Sigit dalam presentasi sebelumnya. Menurut keterangan Sigit, banyak rumah sakit di daerah sudah bisa melakukan Laparaskopi namun alat mutakhir Endo Alfa hanya ada satu, yaitu di Jakarta.
Dulu orang yang barusan dioperasi cenderung merasa minder bila ingin berenang. Pasalnya, bekas luka sayatan bedah yang panjang di perut membuat penampilan perut tak sedap dipandang. Namun, sekarang Anda bisa tersenyum. Dengan teknik bedah laparaskopi, bekas luka sayatan operasi Anda hanya seperti bekas cacar
Teknik bedah invasif minimal ini mulai diperkenalkan pada 1992, yang selanjutnya mengalami banyak perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi. Dr Hermansyur Kartowisastro, SpBKBD, memaparkan saat ini sayatan terkecil yang dilakukan adalah 0,2-2 sentimeter dibanding 2-3 cm sewaktu mulai diperkenalkan. Dengan metode sayatan kecil tersebut mampu menolong pasien agar tidak perlu berlama-lama di rumah sakit. Juga tak menghabiskan banyak biaya. Maka masa penyembuhan pasien lebih singkat.
Tindakan bedah laparaskopi dilakukan dengan membuat sayatan di bawah lipatan pusar kemudian dimasukkan gas CO2. Pemberian gas ini untuk menggembungkan perut pasien agar usus tertekan ke bawah dan menciptakan ruang di dalam perut untuk pembedahan.
Biaya prosedur laparaskopi memang lebih mahal ketimbang yang konvensional. Pasalnya, teknologi dan alat-alat yang digunakan lebih canggih dan hanya sekali pakai.
Tujuan Laparaskopi
a)     Untuk menvisualisasikan organ abdomen dan pelvis.
b)    Untuk melakukan prosedur pembedahan di daerah abdomen dan pelvis.
Masalah Klinis
         Temuan abnormal : Endometriosis, kista ovarium, tumor, abses, kehamilan aktopik, fibroit uterus, nodul hati, sirosis, adhesi dalam daerah abdomen, PID.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Diagnostik
a)      Adhesi yang berlebihan
b)     Obesitas berat

Keuntungan Bedah Laparaskopi:
1. Rasa nyeri minimal karena luka operasi kecil dan tidak melukai otot.
2. Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat sehingga waktu perawatan di rumah sakit lebih singkat dan cepat kembali ke aktivitas normal.
3. Luka kecil mengakibatkan perut bekas operasi hampir tidak terlihat.

Jenis Operasi yang Dapat Dilakukan dengan Bedah Laparaskopi:

1. Bidang ilmu Bedah : Oeprasi Usus Buntu (Appendisitis), Batu kendung empedu (Kholesistitis, Kholelitiasis), Perlengketan Usus, Operasi tertentu pada lambung, Usus Halus dan Usus Besar.
2. Bidang Ilmu Kebidanan (OBs-Gyn) : Laparaskopi diagnostik, Chromotubation (menilai patensi tuba atau saluran telur), sterilisasi, kehamilan ektopik (kehamilan dluar kandungan), Kista indung telur/ovarium.

Kapankah Pasien Pulang:

- Pada operasi yang sederhana, pasien boleh pulang 1-2 hari setelah operasi.
- Pada radang usu buntu yang pecah dan bernanah, pasien boleh pulang minimal setelah 3-4 hari setelah operasi, selanjutnya dapat berobat jalan.

Kapankah Bedah Laparaskopi Tidak Boleh Dilakukan:

Teknik operasi ini tidak dapat dilakukan pada pasien-pasian yag pernah operasi perut sehingga terjadi perlengketan hebat di dalam rongga perut.
Bila bedah laparaskopi tidak memungkinkan, maka dilakukan tindakan pembedahan biasa dengan sayatan yang lebih besar.

LAPAROSKOPI MEMINIMKAN SAYATAN

Teknologi dan teknik pembedahan pasien terus mengalami perkembangan. Semuanya tentu demi pemulihan kesehatan pasien. Termasuk penggunaan kamera video untuk melakukan bedah atau lebih dikenal dengan teknik laparoskopi. Bedah dengan menggunakan kamera video sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di Tanah Air, termasuk Rumah Sakit Awal Bross Batam, yang terus melakukan pengembangan untuk lebih memberdayakan alat tersebut.
Menurut Assistant Business and Development Manager RS Awal Bross Batam, Ingrid Sitawidjaja, alat tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembedahan berbagai penyakit, seperti operasi hernia, varicocele, dan kelenjar gondok. “Perkembangan teknologi telah mengantarkan dunia kedokteran, khususnya bedah, kepada efektivitas dan efisiensi. Teknik bedah minimal invasif, laparoskopi misalnya, menjadi alternatif dari bedah konvensional,” papar Ingrid.
Dengan teknik laparoskopi, proses pembedahan tidak memerlukan sayatan panjang seperti dalam teknik konvensional. Sayatan dalam pembedahan laparoskopi dibuat seminimal mungkin karena proses penyembuhan di dalam tubuh menggunakan alat tertentu yang bisa dipantau secara langsung oleh kamera. “Dengan demikian, banyak keuntungan yang diperoleh pasien, antara lain hospitalisasi yang singkat, nyeri minimal, biaya murah, dan mengurangi ileus,” ucap dia.
Awalnya, laparoskopi dilakukan untuk bedah digestif atau bedah bagian perut dan saluran pencernaan. Belakangan, kasus yang sering ditangani justru bukan hanya saluran pencernaan, melainkan juga cholecystectomy atau pengangkatan kantong empedu dan appendectomy atau pengangkatan usus buntu yang meradang.
Bedah laparoskopi juga bisa diterapkan untuk kasus lengketnya usus, tumor usus, obesitas, hernia, dan kelenjar getah bening. RS Awal Bross Batam juga sudah bisa menangani pembedahan pembesaran kelenjar gondok dengan alat tersebut.
PENGGUNAAN LAPAROSKOPI PADA KISTA OVARIUM
Kista ovarium fisiologis merupakan massa di ovarium yang paling umum ditemukan. Kista ini disebabkan oleh karpena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Ukuran kista ovarium fisiologis ini kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobile dan konsistensi kistik. Keluhan dapat berupa massa di daerah pelvik maupun ketidakteraturan haid. Terdapat beberapa jenis kista fungsional yaitu kista folikuler, kista korpus luteum, kista teka lutein dan luteoma kehamilan.
Penanganan kista ovarium dapat berupa konservatif maupun operatif. Prosedur pembedahan perlu dilakukan untuk mengetahui asal massa bila dari pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang sulit menentukan asal massa tersebut. Pada tahun 1991, laparoskopi baru digunakan baik sebagai alat diagnosa sekaligus sebagai terapi. Prosedur pembedahan kista ovarium ini dapat berupa kistektomi dan salfingo-ooforektomi. Kelebihan dari tindakan waktu operasi lebih singkat dan masa penyembuhan yang lebih cepat dibanding dengan laparotomi.
PENANGANAN KISTA OVARIUM DENGAN LAPAROSKOPI
Penggunaan laparoskopi untuk penanganan massa di pelvik meningkat satu dekade terakhir ini. Sampai tahun 1990 tidak terdapat panduan secara umum mengenai penggunaan laparoskopi sebagai alat diagnostik maupun terapi untuk kelainankelainan ginekologi. Pada tahun 1991 Dr. Vicki Seltzer mengusulkan panduan penggunaan laparoskopi sebagai alat diagnosis dan terapi. Hulka dkk melaporkan pada suatu survey, dilakukan 13,739 prosedur laparoskopi untuk penanganan massa di ovarium 3. Penggunaan laparoskopi dalam prosedur pembedahan untuk kista ovarium dapat berupa kistektomi dan salfingoooforektomi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, laparoskopi merupakan cara operasi yang lebih aman, efektif, dan dapat meminimalkan resiko seperti seperti perdarahan, infeksi dan cidera organ sekitar dibandingkan bedah konvensional yang menggunakan metode laparotomi.


Amnioscopy
Amnioscopy digunakan untuk mendeteksi bahaya janin selama kehappmilan akhir dan awal persalinan sebelum pecahnya ketuban. Para forewaters diperiksa melalui membran utuh setelah penyisipan dari tabung kerucut (amnioscope) ke dalam kanalis servikalis. Cairan ketuban jernih atau susu adalah tanda kondisi janin yang normal, sedangkan cairan ketuban hijau atau kuning menunjukkan bahaya yang akan datang. Evaluasi optik cairan ketuban diindikasikan selama kehamilan akhir setiap kali insufisiensi plasenta diduga. Gestosis dan postmaturity adalah penyebab yang paling sering dicurigai insufisiensi plasenta, meskipun juga ditemukan kelainan lain atau komplikasi, misalnya, konsepsi akhir, diabetes mellitius, dan eritroblastosis. Amnioscopy dasarnya adalah sebuah alat pengawasan, namun indikasi lainnya termasuk kegunaannya sebagai metode yang aman untuk buatan pecah membran, diferensiasi jenis ketuban pecah dini, antepartum diferensiasi hemorrage, dan kecurigaan kematian intrauterin. Teknik amnioscopic dijelaskan dan instrumentasi yang digambarkan. Bercampur mekonium cairan ketuban menunjukkan krisis hipoksia terjadi sesaat sebelum amniosentesis. Kecuali untuk diabetes dan eritroblastosis, hampir semua situasi hipoksia janin selama kehamilan akhir disertai dengan bagian mekonium. Bahaya terbesar adalah prosedur naik infeksi. Selain evaluasi optik, amnioscopy juga dapat mengukur: 1) Ukuran janin (thoracocephalometry gabungan), 2) cardiotocography selama kontraksi spontan atau setelah uji beban oksitosin, 3) kematangan paru prenatal, 4) estrogen isi plasma ibu atau urin; 5) HPL serum ibu, dan 6) spektrofotometri minuman keras.


Tujuan Amnioscopy
a)     Untuk menditeksi abnormalitas kromosom, defek pembuluh saraf, dan gangguan tertaut seks.
b)     Untuk menentukan maturitas janin.
Masalah Klinis
          Indikasi : gangguan kromosomal, defek pembuluh saraf, penyakit hemolitikakibat inkompatibilitas Rh, jeniskelamin janin ( penting pada gangguan tertaut seks- mis, hemofilia), maturitas janin, maturitas pulmonar pada janin ( rasio L/S ).
Amnioscopy untuk ibu hamil
Tes ini dilakukan pada wanita hamil saat pengiriman tidak terjadi dalam waktu yang telah ditetapkan dan selanjutnya tertunda pertanyaan account.This harus menjawab spesialis yang membawa kehamilan Anda, karena itu harus dia yang memiliki kata terakhir. Pengujian dilakukan melalui amnioscope dengan yang melakukan pemeriksaan visual dari negara itu adalah cairan ketuban dan melihat apakah ada hipermadurez janin.
Amnioscope ini dirancang untuk melakukan studi menyakitkan cairan ketuban melalui leher rahim. Perangkat ini memungkinkan spesialis untuk sampai ke kantong air, yang terdiri dari selaput tipis dan di mana cairan ketuban dan bayi mengambang.
Berkat amnioscopy yang yakin tentang adalah posisi janin dan apa negara itu adalah cairan ketuban. Sebuah sinar cahaya adalah warna cairan ketuban untuk memeriksa apakah Anda memiliki rona kekuningan yang bisa menunjukkan adanya bilirubin, mengakibatkan ketidakcocokan darah, dalam hal lapangan hijau bisa memperingatkan keberadaan mekonium, yang akan menghasilkan dalam hipoksia, yaitu ada kekurangan oksigen dan karena itu kemungkinan gawat janin terjadi, apakah sebaliknya, nada dari cairan ketuban kemerahan ini akan berarti bahwa janin sudah mati.

Biopsi jaringan


Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Dari bahasa latin bios:hidup dan opsi: tampilan. Jadi secara umum biopsi adalah pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Bagian apapun dari tubuh, seperti kulit, organ tubuh maupun benjolan dapat diperiksa. X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan  proses pembedahan. Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.

Tujuan biopsi

1. Mengetahu morfologi tumor
  • Tipe histologic tumor
  • Subtipe tumor
  • Grading sel
2. Radikalitas operasi
3. Staging tumor
  • Besar specimen dan tumor dalam centimeter
  • Luas ekstensi tumor
  • Bentuk tumor
  • Nodus regional
- Banyak kelenjar limfe yang ditemukan
- Banyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis
- Adanya invasi kapsuler
- Metastase ekstranodal

Masalah Klinis

Indikasi gangguan darah, malignansi, kista, polip, proses infeksius, penyakit progresif ( sirosis, nefrosis, lupus nefritis ), defek ovulatif, peenolakan organ transplantasi.

Syarat Biopsi

1. Tidak boleh membuat flap
2. Dilakukan secara tajam
3. Tidak boleh memasang drain
4. Letaknya dibagian tumor yang dicurigai
5. Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif (diletakkan dibagian yang akan diangkat saat operasi definitif)

Kontra indikasi operasi
  • Biopsi insisional pada tumor kecil yang dapat diangkat secara keseluruhan
  • Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)
  • Gangguan faal hemostasis berat (relatif)
  • Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi

Jenis Biopsi
Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah pengambilan sebagian potongan tumor yang viable seperti pads kulit atau permukaan lain yang mudah dijangkau dengan tang pemotong yang sesuai. Prosedur semacam ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya dilakukan tanpa pemberian Novocain selama kanker tidak disuplai oleh saraf. Namun, kadang diperlukan biopsi yang melibatkan jaringan sehat serta yang dicurigai sakit untuk mendapatkan sel yang hidup. Dalam hal ini , tentu diperlukan anastesi lokal. Ada beberapa jenis biopsi yaitu:
  • Biposi insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Anda akan dibius total atau lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat hingga ppppmenemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.


  • Biopsi eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase atau penyebaran tumor. 

  • Biopsi jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi.
  • Biopsy jarum dengan bantuan endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
  •  Punch biopsy. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di dalapmnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Anda akan dibius lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.
Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk pemeriksaan patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis histologisnya. Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening menentukan staging dari keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional) juga diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas dari infiltrasi tumor)

Satu jenis biopsi khusus yang dapat mengetahui sitologi dari lesi adalah FNAB (fine needle aspiration biopsy). Untuk beberapa jenis keganasan, sensitifitas dan spesifisitas FNAB sama atau lebih baik dari biopsi konvensional

Persiapan Biopsi
  • Selama 1 minggu sebelumnya Anda harus menghentikan segala macam konsumsi obat yang membuat pembekuan darah terganggu seperti aspirin, Coumadin dan nonsteroidal anti-inflammatory Drugs (NSAIDs).
  • Konsultasikan pada dokter apakah Anda harus tetap menkonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk Anda

Selama Pemeriksaan
  • Anda akan dibaringkan di atas meja periksa dengan memakai gaun rumah sakit.
  • X-ray, CT scan atau ultrasonografi mungkin akan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan lokasi biopsi.
  • Lokasi biopsi dibersihkan.
  • Obat bius dimasukkan ke dalam tubuh. Anda akan merasakan sakit menyengat ringan.
  • Saat area biopsi sudah terbius, jarum kecil akan dimasukkan ke area yang akan diteliti.
  • Sebagian jaringan-jaringan atau sel-sel diambil. Dalam beberapa kasus, pembedahan kecil dapat dilakukan agar jaringan atau benjolan dapat diambil untuk diperiksa.
  • Beritahu dokter anda jika Anda merasa tidak nyaman.
  • Setelah itu jarum akan diangkat.
  • Daerah biopsi akan ditekan lalu akan dipasang kassa kecil. Jika dilakukan pembedahan , maka akan dilakukan penjahitan.

Setelah Pemeriksaan
  • Kemungkinan akan ada memar, rasa tidak nyaman ataupun bengkak di tempat biopsi dilakukan.
  • Jika perlu, pakailah obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin.
  • Letakkan es batu secukupnya di atas luka untuk mengurangi memar dan bengkak.
  • Hindari aktivitas berat ataupun mengangkat beban lebih dari 2,5 kg selama 24 jam. Perlahan-lahan Anda dapat melakukan aktivitas normal kecuali ada pemberitahuan sebelumnya dari dokter.
  • Hasil tes akan dikirim langsung ke dokter Anda. Dokter Anda akan memberitahukan hasilnya kepada Anda.

Lain-lain yang hendaknya diketahui.

  • Bila anda dibawah pengaruh bius umum, maka tindakan biopsi tidak akan menimbulkan rasa sakit. Tapi bila biopsi dilakukan dengan bius lokal seperti pada biopsi jarum, maka anda mungkin akan merasakan sensasi nyeri tajam akibat tusukan jarum sesaat saja.
  • Biasanya dibutuhkan waktu 2-3 hari, tapi ini tergantung keadaan jaringan dan teknologi laboratorium yang ada.
  • Bila hasil biopsi dinyatakan normal, maka tidak ada kelainan atau keganasan pada jaringan yang diambil. Tapi bila hasil biopsi dinyatakan abnormal, bukan berarti anda terkena kanker. Hasil abnormal berarti ada kelainan pada jaringan yang bisa berarti jinak atau ganas jadi tanyakan pada dokter anda intrepetasi yang lengkap. Bila hasil biopsi anda adalah inconclusive atau tidak dapat disimpulkan, maka kemungkinan sampel jaringan yang diambil tidak representative dan mungkin biopsi harus diulang.
  • Bila pengambilan sampel tepat dan pemeriksaan sampel jaringan dilakukan oleh ahlinya, maka biopsi insisional dan biopsi eksisional hampir 100% tepat. Tetapi khusus untuk biopsi jarum, maka kemungkinan meleset hanya 2-5 kasus dari 100 kasus kanker. Bila hasil biopsi jarum meragukan, maka dokter biasanya akan mengambil tindakan biopsi jaringan.
  • Efek samping yang mungkin timbul adalah perdarahan, lebam, dan infeksi. Bila anda mengalami tanda-tanda tersebut segeralah ke dokter.
  • Menurut penelitian, biopsi jaringan bila dilakukan oleh ahlinya maka kemungkinan penyebaran sel kanker melalui darah menjadi minimal.

1 komentar: